Bahaya Cemaran Pestisida Neonikotinoid pada Bahan Pangan
Ilustrasi: Penyemprotan insektisida pada tanaman pangan
Neonikotinoid merupakan insektisida kelas baru yang
merupakan sintetis dari turunan nikotin. Neonikotinoid menargetkan sistem saraf
serangga, mengikat reseptor nikotinnya dan mengganggu pengiriman impuls saraf.
Terdapat 7 bahan aktif yang berbeda yaitu acetamiprid,
clothianidin, diontefuran, imidacloprid, nitenpyram, thiacloprid, dan thiamethoxam (Watts M, 2011).
Neonikotinoid digunakan dengan cara disemprotkan pada dedaunan, dicampurkan
pada benih untuk mengendalikan hama dan virus, atau dengan membasahi tanah
dengan neonikotinoid sehingga akar tanaman akan menyerap pestisida tersebut dan
tersebar diseluruh permukaan tanaman khususnya dedaunan (Watts M, 2011).
KARAKTERISTIK
DAN MEKANISME
Insektisida ini akan menjadi residu pada bahan pangan
dan tidak akan hilang melalui pencucian, contohnya imidacloprid ditemukan pada beberapa bahan pangan termasuk
kastanye, jahe, sayur-sayuran, kentang, daun teh, wine, buah dan jus buah. Residu
ini juga tidak dapat dimusnahkan secara cepat dan tidak mengalami perubahan
selama proses pengolahan. Di Amerika, residu ini ditemukan 80% pada pisang, 76%
pada kembang kol, dan 72% pada bayam (Watts M, 2011). Mekanisme Neonikotinoid
sebagai racun yang mempengaruhi kesehatan tubuh yaitu dengan mengganggu fungsi
normal dari asetilkolin yang memiliki peran penting pada sistem saraf;
neonikotinoid beraksi sebagai neurotransmiter yang salah yaitu dengan mengikat
reseptor asetilkolin, namun neonikotinoid membuat transmisi saraf tetap aktif
yang menyebabkan rangsangan abnormal (Watts M, 2011).
BAHAYA YANG
DITIMBULKAN
Penggunaan Neonikotinoid ini memang efektif dalam melawan
hama namun eksposur yang berlebih pada bahan pangan dan apabila terkonsumsi
oleh manusia akan berpotensi sebagai racun perihal pestisida jenis ini juga
tidak dapat hilang tercuci. Contoh gejala-gejala yang mengganggu kesehatan
manusia seperti pusing, mual, muntah, iritasi mulut, mata memerah, ruam,
iritasi okular dan lain-lain. Gejala ini timbul akibat neonik jenis
imidacloprid sendiri atau kombinasi dengan neonik lainnya yang terkonsumsi
manusia (Cimino, dkk., 2017). Gejala yang parah juga mungkin terjadi seperti
sakit dada, hipertensi, takikardia bahkan penelitian di China dilaporkan dua orang
meninggal. Namun, dari beberapa penelitian disebutkan bahwa kemungkinan
kejadian fatal seperti kematian dan gejala-gejala yang parah bisa dimediasi
oleh faktor lain seperti usia, kondisi kesehatan yang sudah menurun, atau
koeksposur lain yang tidak terdeteksi. Kemudian, sebagai penanganan dan
diagnosis terhadap cemaran neonik yakni mengetahui terlebih dahulu mengenai
sifat neonik pada tubuh manusia.
Tidak hanya memberikan efek negatif pada kesehatan
manusia, penggunaan pestisida jenis neonikotinoid ini dapat membunuh hewan
seperti lebah madu dan burung. Lebah madu merupakan hewan yang memiliki nilai
ekonomis karena mampu memproduksi madu yang diambil dari tanaman. Tidak sedikit
lebah madu mati akibat menghisap madu dari tanaman yang diberikan pestisida
neonikotinoid ini. Berdasarkan data, di Amerika satu per tiga lebah madu yang
diternak mati setiap tahunnya (Quarles W, 2014).
Alternatif yang dapat digunakan yaitu pestisida yang
lebih natural, penggunaan pestisida juga bisa digunakan sesuai jenis hama dan
situasinya yang tidak serta merta menggunakan neonikotinoid secara keseluruhan.
Gejala yang disebabkan eksposur neonikotinoid ini berupa gangguan neurologis atau
gangguan saraf. Cemaran pestisida jenis apapun memang berbahaya apabila
terkonsumsi oleh manusia, namun Neonikotinoid memiliki perbedaan dengan
pestisida jenis lainnya yaitu sifatnya yang relatif sulit dihilangkan setelah
bahan pangan dilakukan pemanenan. Di Indonesia sendiri penggunaan pestisida ini
belum marak terjadi, tentunya penggunaan pestisida jenis ini seharusnya
dihindari dan tidak beredar begitu saja di Indonesia. Sebagai langkah
antisipasi, masyarakat maupun lembaga-lembaga yang berwenang dalam mengawasi
penggunaan bahan berbahaya pada bahan pangan harus mengetahui karakteristik dan
bahaya yang ditimbulkan dari insektisida jenis baru ini.
Referensi:
Cimino, A. M., Boyles, A. L., Thayer, K. A., & Perry, M.
J. (2017). Effects of neonicotinoid pesticide exposure on human health: a
systematic review. Environmental
health perspectives, 125(2),
155.
Quarles, W.
(2014). Neonicotinoids, Bees, Birds and Beneficial Insects. Common Sense Pest
Control XXVIII(104).
Watts, M. (2011). Highly Hazardous Pesticides: Neonicotinoids. PAN AP
Factsheet. Pesticide Action Network Asia and the Pacific, Malaysia.
ARTIKEL INI TELAH DIPOSTING DALAM MEDIA ONLINE:
http://www.biem.co/read/2017/07/13/2668/bahaya-cemaran-pestisida-neonikotinoid-pada-bahan-pangan
Komentar
Posting Komentar