Mengenal OMBUS-OMBUS, Makanan Tradisional khas Batak

Ilustrasi: Kue Ombus-ombus
Sumber: hitabatak.com

Setiap daerah pasti punya identitas masing-masing. Yang menandakan itu sebagai identitasnya bisa meliputi makanan tradisional, pakaian adat, budaya, bahasa, dan lain sebagainya. Nah, kali ini kita akan membahas satu jajanan khas masyarakat Batak yaitu Ombus-ombus. Bagaimana sejarah munculnya kue Ombus-ombus ini sebagai jajanan khas masyarakat Batak? Apa sih cerita dibaliknya? Yuk kita simak!

Sejarah awal mula lahirnya kue ombus-ombus yaitu pada tahun 1940-an di mana pada masa itu gerak perekonomian masyarakat di Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara mulai nampak. Pergerakan ekonomi di kecamatan Siborongborong ini meningkat dengan adanya aktivitas perdagangan. Aktivitas perdagangan meliputi perdagangan hasil pertanian, bahan pokok, dan salah satu nya adalah munculnya makanan baru berupa lepat yang memiliki ciri khas tersendiri. Kue ombus-ombus dibuat pertama kali oleh seorang pria berdarah Batak bernama Musik Sihombing. Musik Sihombing mencetuskan kue lepat berbahan dasar tepung beras dengan isian lelehan gula merah, berbentuk kerucut, dan dilapis daun pisang dengan nama Lappet Bulung Tetap Panas. Musik Sihombing meneruskan usahanya dengan berdagang Lappet Bulung Tetap Panas. Usaha yang dijalankan oleh Beliau sangat menjanjikan karena pada masa itu banyak peminat yang membeli produk Lappet Bulung Tetap Panas. Setelah meninggalnya Musik Sihombing, usaha lapet ini diteruskan oleh seorang pria berdarah Batak bernama Anggiat Siahaan karena beliau menilai usaha lapet ini sangat menguntungkan. Anggiat menjalankan usaha nya dengan berkeliling menggunakan sepeda, karena merasa rancu dengan nama Lappet Bulung Tetap Panas, akhirnya Anggiat mencetuskan nama kue lepat tersebut menjadi Ombus-ombus No. 1.

Ombus-ombus sendiri dalam bahasa Batak memiliki arti tiup-tiup. Alasan kue lepat tersebut diberi nama Ombus-ombus karena lebih nikmat dikonsumsi selagi panas. Karena penggantian nama tersebut, timbul lah pertikaian antara Anggiat dengan keluarga pencetus kue Lappet Bulung Tetap Panas. Penggantian nama tersebut juga tidak berjalan mulus, masyarakat sekitar diperkenalkan kembali dengan lapet yang sama namun nama yang berbeda. Seiring berjalannya waktu, ombus-ombus diperdagangkan di sebuah gubuk dagangan yang berdekatan dengan terminal Siborong-borong. Gubuk tersebut pun semakin permanen, hingga kini gubuk yang semula menjadi tempat perdagangan Ombus-ombus No. 1 telah berubah menjadi gedung bertingkat yang masih dijadikan rumah perdagangan Ombus-ombus No. 1. Usahanya kini diteruskan oleh anaknya bernama Walben Siahaan dan hingga kini kue Ombus-ombus menjadi jajanan khas masyarakat Batak.

Nah guys, dibalik cerita sejarah lahirnya kue Ombus-ombus ini, ternyata berdampak baik loh bagi masyarakat Batak. Banyak yang terinspirasi oleh kerja kerasnya almarhum Anggiat Siahaan dalam membangun usaha. Tentunya ini juga harus menginspirasi kita semua guys dalam menjalankan suatu usaha itu harus tekun, giat, akan hasil nya maksimal dan keuntungannya akan kita wariskan ke anak cucu kita nanti. Sangking terkenalnya Ombus-ombus ini guys, sampai dibuatkan monumen pedagang kue ombus-ombus loh di kecamatan Siborong-borong. Sepertinya sih ini monumen almarhum Anggiat Siahaan yang pertama kali berjualan Ombus-ombus menggunakan sepeda.


Itu dia guys kisah dari lahirnya Ombus-ombus. Semoga menjadi pengetahuan baru bagi kalian. Ditunggu sejarah makanan tradisional lainnya ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KETERAMPILAN MANAJEMEN] Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat dan Proses

[BUDAYA MAKANAN] Bakar Batu, Tradisi Makan Masyarakat Papua