Kemeriahan "Mini Festival" di Surya University

Pada 20 Maret 2018, yaitu hari Selasa, sekaligus juga hari terakhir perkuliahan Keterampilan Manajemen dan Budaya Makanan. Hari itu diawali dengan ujian kedua mata kuliah tersebut dan diakhiri dengan sebuah selebrasi berupa Festival Makanan di kelas yang tidak Kami sangka ternyata meriah juga.

Pukul 8.00 memulai ujian dan berakhir pada pukul 12.00. Setelah usai ujian, seluruh Mahasiswa tanpa aba-aba pun langsung melakukan tugasnya yaitu mempersiapkan makanan nya dan merapihkan bangku kelas untuk memberikan ruang bagi pada tamu nanti yang akan menikmati Festivalnya.

Festival kecil-kecilan ini merupakan ide dosen pengampu, Dr. Albert Kuhon. Melalui kegiatan festival makanan ini, Kami tentu mengharapkan pujian atas makanan yang telah Kami sajikan ke tamu. Melalui kegiatan ini pula Mahasiswa bisa menunjukan kreatifitasnya, sekaligus sebagai modal awal atau pengalaman awal dalam menjalankan sebuah bisnis yang asli.

Apa saja sih yang disajikan di Festival ini? Banyak! ada 18 jenis makanan, dari makanan ringan, kue, sampai ke makanan pokok. Festival ini menyajikan produk gabungan dari kuliah Keterampilan Manajemen dan Budaya Makanan. Makanan yang disajikan ada kue telur gabus, kue monas, abon ikan, abon sapi, dendeng gepuk, rengginang, kerupuk ikan, sumpia, kacang bawang, kue kacang, Coto Makassar, Papeda Kuah Kuning, Lupis, Martabak telur, Samseng, Naniura, Bacang, dan Ronde.

Semua makanan tersebut bisa dinikmati oleh para tamu. Tamu yang berdatangan adalah staff, dosen, admin, satpam, OB, dan juga mahasiswa program studi lain. Di ruangan kelas yang tidak begitu besar, mereka dapat berkumpul, berbincang, sambil menikmati makanan yang disajikan.

Banyak tamu yang mendokumentasi kegiatan tersebut, juga bertanya-tanya tentang makanan yang Kami sajikan, tentu saja Kami paham karena makanan ini adalah topik penelitian Kami selama perkuliahan hehehe. 

Acara tidak berlangsung terlalu lama, hal ini karena makanan yang disediakan tidak terlalu banyak. Mungkin cukup banyak, tapi jumlahnya pas dengan tamu yang datang. Kemeriahan ini sangat menyenangkan dan akan terkenal ketika Kami sudah menempuh dunia pekerjaan nanti.

Terima Kasih, Dr. Albert Kuhon atas ilmu dan bekal yang diberikan, Kami tentu jadi tahu langkah awal dalam memulai suatu bisnis. Terima Kasih pula telah memberikan Kami pengetahuan tentang Budaya Makanan. Terima Kasih kepada tim selama perkuliahan atas kerja keras kalian. Terima Kasih teman-teman di kelas yang turut berbagi ilmu nya dan mendukung satu sama lain.

Keterampilan Manajemen dan Budaya Makanan Semester Pendek 2018 adalah kelas yang paling luar biasa dibanding kelas-kelas sebelumnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KETERAMPILAN MANAJEMEN] Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat dan Proses

Gambar
Perencanaan suatu jenis usaha perlu mengetahui kapasitas ruang maupun alat untuk menyesuaikan dengan jumlah produksi yang akan kita keluarkan setiap harinya. Dalam pemilihan proses juga harus mengetahui tujuan dari usaha apa yang ingin kita lakukan dan bagaimana karakteristik bahan pangan tersebut, berikut ini penjelasan kedua aspek tersebut: Faktor yang mempengaruhi pemilihan alat produksi: 1. Apa Produk yang ingin dihasilkan Setiap bahan pangan berbeda proses yang diperlukan sehingga produk pangan apa yang ingin kita produksi seharusnya kita tentukan terlebih dahulu sebelum membeli alat 2. Proses apa yang dilalui Bahan pangan terbagi menjadi karakteristik fisiknya yang membuat setiap proses berbeda perlakuan nya 3. Berapa kapasitas produksi Penentuan kapasitas alat bergantung pada kapasitas produksi dan dimensi bahan pangan 4. Ongkos dan ukuran ruangan Ukuran ruangan tidak boleh saling berdesakan antar alat produksi, ongkos yang diperlukan untuk pemasangan mau
Baca selengkapnya

Mengenal OMBUS-OMBUS, Makanan Tradisional khas Batak

Gambar
Ilustrasi: Kue Ombus-ombus Sumber: hitabatak.com Setiap daerah pasti punya identitas masing-masing. Yang menandakan itu sebagai identitasnya bisa meliputi makanan tradisional, pakaian adat, budaya, bahasa, dan lain sebagainya. Nah, kali ini kita akan membahas satu jajanan khas masyarakat Batak yaitu Ombus-ombus. Bagaimana sejarah munculnya kue Ombus-ombus ini sebagai jajanan khas masyarakat Batak? Apa sih cerita dibaliknya? Yuk kita simak! Sejarah awal mula lahirnya kue ombus-ombus yaitu pada tahun 1940-an di mana pada masa itu gerak perekonomian masyarakat di Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara mulai nampak. Pergerakan ekonomi di kecamatan Siborongborong ini meningkat dengan adanya aktivitas perdagangan. Aktivitas perdagangan meliputi perdagangan hasil pertanian, bahan pokok, dan salah satu nya adalah munculnya makanan baru berupa lepat yang memiliki ciri khas tersendiri. Kue ombus-ombus dibuat pertama kali oleh seorang pria berdarah Batak bernama Musik Sih
Baca selengkapnya

[BUDAYA MAKANAN] Bakar Batu, Tradisi Makan Masyarakat Papua

Gambar
Tanah Papua merupakan tanah dimana masyarakat yang mendudukinya masih menjunjung adat dan kebudayaan yang sudah ada sejak dahulu kala. Keindahan tanah Papua menjadi daya tarik wisatawan Asing maupun Lokal karena kentalnya tradisi budaya yang hingga kini tetap dilakukan, Bahkan cara berpakaian pun masih sangat tradisional. Namun daya tarik lainnya juga, keindahan panorama alamnya yang memanjakan mata para wisatawan yang hendak berkunjung ke tanah Papua. Ada satu Tradisi yang disebut Bakar Batu di Papua. Tradisi Bakar Batu merupakan tradisi penting di Papua sebagai ritual memasak bersama-sama warga satu kampung dengan tujuan untuk bersyukur, bersilaturahim, berkumpul, ataupun untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang. Kegiatan masyarakat Papua diantaranya bertanam dan Berternak, hasil dari bercocok tanam dan berternak mereka olah menjadi makanan dan setiap panen di situlah tradisi sebagai simbol rasa syukur dilakukan. bakar batu dilakukan dalam tanah yang berlubang besar ya
Baca selengkapnya